Kamis, 25 April 2013

Rekor Dunia berselancar Terlama ada di Bono Sungai kampar

Berselancar tentu identik dengan laut. Namun, tidak bagi Steve King. Rekor Dunia berselancar Terlama ada di Bono Sungai kampar

Bagi Steve King berselancar di sungai mempunyai sensasi tersendiri. Sungai tidak selamanya memiliki gelombang kecil. Ada beberapa sungai yang memiliki gelombang besar atau yang disebut tidal bore atau Bono. 

Bono merupakan fenomena terjadinya gelombang besar di sungai sebagai akibat pasangnya air laut yang mendorong aliran sungai ke muara dan mengakibatkan munculnya gelombang tinggi hingga mencapai puluhan kilometer mengarah ke hulu sungai atau upstream.
“Kalau kita berselancar di laut, gelombang yang datang hanya dari satu arah.  Di sungai, gelombang yang datang dari berbagai arah dan panjangnya hingga puluhan kilometer. Kita harus pandai membaca arah datangnya gelombang,” papar Steve. Dia menambahkan, tak jarang gelombang bertemu di satu titik.
 
Steve sudah 32 tahun menekuni hobinya sebagai peselancar. Namun, akhirnya memutuskan untuk menekuni hobi selancarnya di sungai.  “Bisa menaklukkan gelombang di sungai merupakan sensasi tersendiri bagi saya,” ujarnya. Dia sudah berhasil menaklukan gelombang Bono di beberapa negara seperti Brasil, Prancis, Inggris, dan Indonesia.
Pada 30 Maret 2006 Steve King berhasil mencatatkan namanya dalam Guinness World of Records dengan jarak tempuh 12,23 kilometer atau 7,6 mil, dengan waktu tempuh satu jam enam menit untuk berselancar di Sungai Severn Bore, Inggris.
 

Dia tidak sendirian. Di Indonesia, bersama kedua rekannya, Steve Holmes dan Nathan Maurice berhasil memecahkan rekor dunia yang ternah dibuatnya di Inggris pada 2006. Dia berhasil menaklukkan gelombang Bono di Sungai Kampar, Riau.  
 
Dalam waktu 54 menit dia berhasil menempuh jarak 12 mil dan tidak jatuh dari papan selancar. Rabu (13/2), dia membutuhkan waktu 1 jam 4 menit untuk mengarungi gelombang Bono sejauh 12,8 km. Nantinya, Steve akan mengirimkan catatannya ke pihak Guiness World of Records, "Kita punya catatan GPS dan ada saksi untuk dikirim ke Guiness World of Records," tambahnya.
 
Sementara itu, Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Achyarudin mengatakan, apa yang dilakukan Steve King dan teman-temannya dengan berselancar di Sungai Kampar merupakan salah satu promosi wisata khususnya bagi wisatawan mancanegara yang memiliki hobi berselancar.
“Mereka punya komunitas, sehingga kalau Steve kembali ke negara asalnya, tentu dia akan bercerita pengalamannya menaklukkan gelombang Bono di Sungai Kampar. Secara tidak langsung dia akan mempromosikan Sungai Kampar kepada komunitasnya,” lanjut Achyar.
Dia menambahkan, pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah akan menjadikan gelombang bono di Sungai Kampar ini sebagai ikon wisata Provinsi Riau. “Kami sudah membuat master plan kawasan wisata sungai Kampar,” ujarnya.
 
Kedashyatan Ombak Sungai Kampar
Gelombang Bono yang terdapat di Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pertama kali ditemukan beberapa peselancar asal Prancis dan Brasil. Sejak saat itu, banyak peselancar nasional maupun internasional berkeinginan mencoba dahsyatnya gelombang tujuh hantu (seven ghost) ini.
Sejak itu pula, dunia mengenal Gelombang Bono di tempat itu sebagai ombak di sungai  terpanjang dan terbaik di dunia. Fenomena alam ini terjadi karena pertemuan arus di Sungai Kampar, tepatnya di Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan. Gelombang Bono memang fenonema unik. Gelombang ini terjadi karena bertemunya arus pasang air laut dengan sungai, ditambah penyempitan pertemuan arus dikarenakan sebuah pulau muda yang membelah Sungai Kampar, tepatnya di bagian muara sungai.
Gelombang Bono juga terkenal dengan sebutan gelombang tujuh hantu, karena gelombang yang dihasilkan bisa mencapai tujuh gelombang berurutan dan menciptakan bentuk layaknya kubah. Kalau biasanya ombak tinggi ada di laut, yang ini ombaknya ada di sungai.
Tingginya mencapai 6 meter. “Kalau kami tidak berhasil pada menaklukan Bono di Sungai Kampar, Rabu kemarin, mungkin kami sudah menjadi eight ghost,” tambah Steve Holmes sambil tertawa. Kakek dari sembilan cucu ini mengaku sudah lama menekuni hobinya berselancar di sungai.
Dia mengatakan dirinya senang dapat menaklukan Bono di Sungai Kampar itu. Peristiwa itu sangat berkesan dalam hidupnya. “Bono di sini paling fantastik dan menguras banyak tenaga untuk tetap bisa bertahan di atas papan selancar. Pada waktu yang akan datang, saya akan kembali lagi ke sana,” ujarnya. 
 
Sumber : Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar